Oleh : Suhendi Alkhathab
(Pembina Pesantren Keluarga & Pembina Rumah Taaruf Indonesia)

 

Ayah ingatlah, Peran ayah dalam keluarga akan dipertanggungjawabkan !

Pembentukan keluarga yang shalih, tentu tidak bisa dilepaskan dari peran ayah dan ibu dalam mentarbiyah anak – anaknya. Sebagai orang tua, ayah dan ibu dalam keluarga memiliki kewajiban, dimana semua amanah yang merupakan tanggung jawab mereka, kelak akan di hisab dan di pertanggungjawabkan dihadapan Allah Azzawajalla, sebagaimana Rasulullah saw menyampaikan;

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai, pertanggungjawabannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertangjawabannya, seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya (H.R. Bukhari dan Muslim).

Ayah, dalam keluarga, ayahlah pemimpinnya, mau kemana ayah akan arahkan kami,
Dalam keluarga, peranan antara ayah dan ibu sangat lah penting, keduanya bertanggung jawab dengan amanahnya masing-masing. Meskipun peranan ayah seharusnya lebih besar dari sang ibu, bahkan pepatah arab menyebutkan, “ Al-Ummu Madrastul Bait Wal- Abbu Raiisuha” yang artinya “Ibu adalah tempat pendidikan bagi anak-anaknya sedangkan ayah adalah kepala sekolahnya” artinya meskipun ibu bertanggung jawab dalam keluarga, namun seharusnya peran ayah jauh lebih besar dari peranan ibu, oleh karena itulah kesuksesan dan kerusakan dalam keluarga, besar pengarunya dari sang ayah, ayah sebagai kepala sekolahnya, sebagai Desain Maker dalam keluarga.

Bahkan Rasullah Saw memberikan ancaman keharaman surga bagi para ayah yang memilki sifat “Dayuts”, yaitu seorang ayah yang tidak memiliki wibawa dalam keluarganya, ia membiarkan kehancuran terjadi dalam keluarganya, tidak mampu mengoptimalkan fungsi Qowam/Leader yang baik dalam keluarga. Ia membiarkan keluarganya tenggelam dalam kemaksiatan, seperti seorang ayah yang membiarkan anak gadisnya tidak memakai hijab padahal usianya telah baligh, bahkan ada diantara para ayah yang lupa dalam mentarbiyah al-quran dalam keluargnya, bahkan membiarkan keluargnya lalai dalam shalatnya, sebagaiman Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pesan serius soal ini : “Tiga orang yang Allâh haramkan surga untuk mereka: pecandu khmar (minuman keras), anak yang durhaka, dan dayûts, orang yang membenarkan keburukan didalam keluarganya, (HR Ahmad).

Ayah, kami tau ayah sibuk, namun walaupun ayah sibuk, ayah hrs tetap terlibat dalam pembinaan keluarga.
Peran ayah dalam keluaraga saat ini terkesan tak lepas hanya sebagai pria yang bertugas mencari nafkah, memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Sehingga dengan alasan kesibukan sang ayah dalam mencari maisyah tersebut, membuat ayah lupa terlibat dalam mentarbiyah putra putrinya, padahal ayah adalah sosok penting yang paling berperan bagi anak-anaknya, bagi keluarganya, bahkan Ibnu Qoyyim rahimahullah dalam kitab (Tuhfatul maudud 1/242) secara tegas mengatakan bahwa penyebab utama rusaknya generasi hari ini adalah karena ayah. Beliau mengatakan, “Betapa banyak ayah yang menyengsarakan anaknya, buah hatinya di dunia dan akhirat karena ia tidak memperhatikannya, tidak mendidiknya dan tidak memfasilitasi (keinginan baik-nya), sementara sang ayah mengira telah memuliakan anaknya padahal tanpa sadar ayah telah merendahkannya. Sang ayah juga mengira telah menyayanginya padahal dia telah mendzaliminya. Maka hilanglah bagiannya pada anak itu di dunia dan akhirat. Jika Anda amati kerusakan pada anak-anak, penyebab utamanya adalah ayah”

Ayah, pulang-lah, kembali lah bersama kami
bagi para ayah kembalilah sesuai dengan peran para hamba-hamba pilihan Allah, sebagaimana sosok ayah yang Allah kisahkan dalam al-Quran seperti sosok Nabi Ya’kub, Lukman, dan Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim sebagai Abul Ambiya ialah sosok ayah walaupun sibuk dengan aktifitas dakwahnya ia selalu menyempatkan waktu untuk memanjatkan doa dan menyempatkan waktu berdiskusi dengan anak-anaknya, sehingga terlimpah keberkahan dan kebaikan pada keluarganya (Lihat surat Ash-Shafat ayat 100-102), bahkan Baginda Nabi Muhammad Rasulullah saw-pun adalah bagian dari keberkahan doanya (lihat surat Al-Baqarah ayat 129).

Terutama saat-saat seperti ini, disaat ujian wabah Covid-19 ini membuat para ayah kembali ke rumahnya, dalam artian banyak waktu dan kesempatan bagi para ayah kembali memonitor dan mentarbiyah kembali keluargnya, dari mulai menanamkan salimul-aqidah dalam keluargnya (lihat surat lukman ayat 12), menanamkan akhlak karimah, membawa keluarganya at-Ta’amul Ma’al Quran yaitu kembali hidup penuh cinta dalam naungan Al-Quran, dari mulai kesahihan tahsin tilawahnya, mentadaburi ayat-ayatnya dan mengimplementasikan setiap makna-makna-nya. Demikain juga saat-saat ini adalah waktu terbaik untuk memperbaiki shahihul Ibadah dalam keluarganya, sehingga dengan cara ini keluarga kita senantiasa penuh dengaan limpahan berkah dan perlindungan dari Allah, dan setelah wabah ini berlalu akan lahir dari keluarga kita, dengan hasil tempaan sang ayah sebagai murabiy tercinta & terbaik, yaitu para pejuang-pejuang dakwah dengan kepribadian gemilang, yang siap untuk kembali mendakwahkan islam secara kaafah dan mengembalikan ummat ini penuh dengan keadilan, kesejahteraan dan kemuliaan.
Allahu-Akbar Walillahil-Hamd.